Manado: Hingga saat ini sudah empat orang pengungsi telah meninggal dunia karena sakit sejak proses pengungsian akibat letusan Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara, terjadi pada pekan lalu. menurut Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial Kota Tomohon, Dolvin Karwur M Kes, di Tomohon, Kamis, mengatakan, empat pengungsi yang meninggal itu berada dalam kelompok lanjut usia (lansia) dengan usia di atas 50 tahun.
"Umumnya yang meninggal itu penderita dengan penyakit-penyakit kronis yaitu hipertensi dan pembengkakan pada paru," katanya. Dolvin Karwur mengatakan, pada saat dilakukan evakuasi warga akibat meningkatnya aktivitas gunung tersebut, keempat pengungsi itu sudah dalam keadaan sakit.
Keempat pengungsi tersebut sudah memiliki riwayat penyakit, sehingga ketika dilakukan penyisiran di tempat pengungsian, maka mereka segera dirujuk ke rumah sakit.
Keempat pengungsi yang meninggal itu masing-masing, Yohana Mawikere (56) warga Kelurahan Kinilow lingkungan II, meninggal pada Selasa (12/7), dengan diagnosa serangan jantung dan hipertensi .
Selanjutnya, Blasius Tumembow (73) berasal dari Kelurahan Kinilow 1 Lingkungan IX meninggal pada Jumat (15/7) dengan diagnoisis goutartristis dan acute lung odema atau pembengkakan pada paru.
Selain itu, Melkias Pangalila (87), berasal dari Kinolw meninggal pada Rabu (20/7) dengan diagnosis acute lung odema, HPT, serta Tineke Rumorong (71), berasal dari Kinilow 1 meninggal pada Rabu (20/7) dengan dignosis CHF, Diabetes Melitus, syok, cordiogenik.
Selain meninggal, kata Dolvin, terdapat juga empat pasien yang melahirkan saat pengungsian dengan tiga pasien di antaranya melahirkan di Rumah Sakit Bethesda, sementara yang satu di Puskesmas Matani, Tomohon.
Pengungsi yang melahirkan di RS Bethesda masing-masing Meike Tambengi (34), warga asal Kakaskasen 1 Lingkungan 7 yang melahirkan pada Senin (18/7) dengan bayi perempuan.
Selanjutnya, Vanda Rapar (29) warga asal Kinilow 1 lingkungan 8 yang melahirkan pada Selasa (19/7) dengan bayi laki-laki.
Julian Pusung (37), warga sala Kimnilow yang melahirkan pada Rabu (20/7) dengan bayi laki-laki, serta Nesin Tulung yang melahirkan di Puskesmas Matani pada Rabu (20/7).
"Pemantauan terhadap kondisi bayi tersebut terus dilakukan dan saat ini dalam keadaan baik," katanya.
Sejak aktivitas Gunung Lokon meningkat hingga terjadi letusan beberapa waktu lalu, sedikitnya 5.369 warga berada di Kelurahan Kinilow, Kinilow 1 dan Kakaskasen 1 diungsikan pada sekitar 23 titik lokasi pengungsian.
Lokasi pengungsian itu antara lain balai pertemuan umum kelurahan, Taman Kota, aula gereja, masjid, ruang kuliah Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Universitas Negeri Manado (Unima) di Tomohon, aula Parakletos dan sejumlah kantor milik pemerintah dan rumah dinas Sinode GMIM.
No comments:
Post a Comment