Sunday, December 9, 2012

Surat Rahasia diego Mendieta Sebelum Wafat


Surat Diego Mendieta Untuk Tuhan Sebelum Meninggal. Mendieta menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Moewardi Solo, Senin (3/12) malam. Pesepak bola kelahiran 13 Juni 1980 ini tak kuasa menahan sakit tifus dan infeksi saluran pencernaan yang dideritanya. 

Ironisnya, disaat sedang berjuang keras melawan penyakitnya, Mendieta tak mendapatkan perhatian dari Persis Solo. Ia pun tak mampu membeli obat lantaran empat bulan gajinya belum dibayarkan oleh klub divisi utama yang bernaung di bawah Pt Liga Indonesia ini. Pasca kematian Diego Mendieta, beredar surat yang disebut sebagai tulisan tangan pemain asal Paraguay tersebut. Surat Diego kepada Tuhan ini diposting oleh akun Twitter @wulansari_jav, agen Diego di Indonesia.

Surat berbahasa Spanyol ini ditemukan dalam kamar kos Diego, seperti yang dituturkan oleh Wulansari.

“Kami temukan di kamar kosnya” ungkap Wulansari.

Wulansari adalah agen pemain FIFA, pemilik PT Javindo Sari Tama dan Javindo Agency Management.

Isi dari surat tersebut adalah kurang lebih ungkapan terima kasih Diego kepada Tuhan atas semua karunia yang diberikanNya.

Selain itu Diego juga meminta maaf kepada Tuhan dan minta agar diberi perlindungan baik untuk dirinya serta keluarganya.

Berikut isi dari surat tersebut, dalam bahasa Spanyol yang didapat dari akun Twitter @wulansari_jav, agen Diego di Indonesia.

Dios mil gracias por todo.

Perdona mis pecados.

Te amo y te necesito.

Cubre con tu presioso manto.

Sagra do a mi amada familia.

Mis suenos.

Mi proyecto devida amis amigos.

Atodo aqueque te bus keynesesite que creaen ti.

Diego Mendieta meninggal dunia di Rumah Sakit Dr Moewardi Solo, pada hari Selasa (04/12/12) lalu.

Pemain berusia 32 tahun itu sebelumnya memang mengalami sejumlah masalah kesehatan, tetapi tidak bisa berobat dengan tuntas karena terkendala dana.

Ironisnya, ia meninggal saat gajinya belum lunas dibayarkan sehingga tak bisa pulang ke Paraguay. Padahal, saat sakit, ia sangat ingin pulang menemui keluarganya, termasuk satu istri dan tiga anaknya, dan kalaupun meninggal, ia ingin di tanah kelahirannya.

Kekurangan gajinya baru dibayar lunas setelah ia meninggal sebesar Rp 131 juta. Dengan rincian 4 bulan gaji, Rp 21 juta x 4 bulan, kekurangan dan DP kontrak Diego senilai Rp 47 juta, dan Rp 50 juta untuk kepulangan ke Paraguay.

Menurut istri Diego, Valeria Alvarez mengungkapkan jika mendiang suaminya meninggal dalam keadaan tragis tanpa mendapat perawatan yang layak.

“Dia (Mendieta) dikenakan biaya ribuan dolar untuk rawat inap selama seminggu. Tidak ada dokter, dia juga tidak diberikan perawatan apa pun, hanya dibiarkan berbaring. Kepada saya, dia mengatakan terserang virus” jelas Valeriana seperti yang dilansir Bola.

Valeria juga mengatakan jika mendiang suaminya meninggal dalam keadaan kesepian. Tidak ada bantuan dari kedutaan Paraguay, hanya beberapa rekan sejawatnya yang masih peduli akan nasib Mendieta.

“Dia meninggal kesepian, tidak ada yang peduli. Tidak ada konsulat yang datang, dia hanya punya tiga pemain Paraguay di sana” ungkap Valeria.

Valeria juga menyebutkan jika ketiga pemain yang masih setia itu adalah Aldo Barreto, Edgar Acosta Rolon dan Irenaeus.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...