Kenapa Petani Kelapa Sawit Gagal. Kelapa sawit merupakan tanaman yang menjadi primadona saat ini hal ini bisa dilihat dari pertambahan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang terus meningkat baik perusahaan dan juga petani swadaya.
Jumlah perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia hingga Desember 2012 sekitar 13,5 juta hektare. Angka ini melebihi angka dalam data Kementerian Pertanian per Desember 2012 yang mencatat total luas perkebunan sawit Indonesia sebesar 9,27 juta hektare.
Di sektor perusahaan baik swasta dan pemerintah tidak mendapat kendala yang besar untuk sukses karena di kelola oleh orang yang sudah memiliki keahlian di bidang kelapa sawit tersebut karena biasanya perusahaan akan mempekerjakan staff yang sudah memiliki pengalaman di perkebunan kelapa sawit.
Yang menjadi masalah adalah di sektor petani swadaya karena sebagian besar petani kelapa sawit saat ini banyak yang belum pernah berkebun sawit sehingga keahlian yang dimiliki juga masih sangat rendah hal inilah yang sering menyebabkan petani tersebut menjadi gagal berkebun.
Jumlah petani yang mengembangkan komoditi kelapa sawit. Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) 2012 tercatat jumlah petani kelapa sawit sebanyak 1.833.550 Kepala (KK). Sedangkan 2002, jumlahnya hanya 812.140 KK.
Penyebab petani kelapa sawit menjadi gagal adalah :
1. Menggunakan lahan yang tidak layak untuk kelapa sawit
Karena harga tanah semakin meningkat maka banyak petani yang membeli lahan kelas III hingga kelas empat seperti areal gambut dalam pada saat hujan rawan banjir sehingga semua tanaman kelapa sawit petani akan mejadi mati.
2. Menggunakan bibit palsu
Karena tidak memiliki informasi yang memadai maka banyak petani memilih jalan pintas dengan menanam bibit kelapa sawit palsu akibatnya sudah bisa di prediksi produksi yang diu hasilkan jauh dari harapan dan memiliki kontaminasi dura yang sangat tinggi sehingga buah petani sering di sortasi di PMKS.
3. Keahlian petani kurang
Banyak petani seperti informasi di atas bukan petani kelapa sawit karena tergiur dengan potensi bisnis ini maka beralih dari tanaman palawija, pangan dan ternak untuk mencoba peruntungan berkebun sawit. Sudah pasti kemampuan yang di miliki juga masih sangat rendah padahal tanaman kelapa sawit membutuhkan perawatan ekstra (seperti pemupukan, pengendalian gulma, menunas, perawtan jalan, dan lain-lain) untuk dapat berproduksi secara maksimal.
4. Pupuk palsu
Petani kelapa sawit juga sering menjadi incaran para pelaku pupuk palsu karena kebutuhkan pupuk sawit yang tinggi maka pemalsu pupuk mencoba untuk masuk. Kemampuan petani untuk menganalisa pupuk yang rendah dan tergoda harga yang murah membuat mereka gampang terkenan pupuk palsu. Akibat penggunaan pupuk palsu adalah tanaman kelapa sawit menjadi tidak berbuah sesuai harapan.
Untuk pemberdayaan petani kelapa sawit ini diperlukan pelatihan dari pihak terkait untuk meningkatkan kemampuan petani dalam hal pengelolaan kebun yang mereka miliki.
sangat membantu untuk reverensi pembalakan lahan calon perkebunan kelapa sawit di bengkulu
ReplyDelete