Laman

Friday, June 8, 2018

Cara Mudah Mengendalikan Bambu

Gulma bambu merupakan salah satu jenis gulma yang sangat sulit dikendalikan di perkebunan kelapa sawit. Bambu memiliki sistem perkembang biakan dengan cara vegetatif lewat anakan. Pertumbuhan bambu juga sangat cepat sehingga terkadang sulit dikendalikan di perkebunan. Gulma bambu digolongkan kedalam kelas A diperkebunan sehingga tergolong gulma yang wajib dikendalikan karena berdampak sangat negatif terhadapa tanaman yang dibudidayakan. Sebenarnya jika dilakukan dengan cara yang tepat maka bambu ini sangat mudah dikendalikan. Sebelum menyampaikan cara pengendalian bambu berikut adalah penjelasan mengenai gulma bambu.

Klasifikasi Bambu
Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan 1.500 spesies bambu. Di Indonesia sendiri dikenal ada 10 genus bambu, antara lain: Arundinaria, Bambusa, Dendrocalamus, Dinochloa, Gigantochloa, Melocanna, Nastus, Phyllostachys, Schizostachyum, dan Thyrsostachys. Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 3-4 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas, berongga, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang.

• Kingdom : Plantae
• Divisio : Magnoliophyta
• Classis : Magnoliopsida
• Sub classis : Commelinidae
• Ordo : Cyperales
• Familia : Poaceae
• Genus : Bambusa
• Species : Bambusa sp

Morfologi Bambu
Akar bambu berbentuk serabut yang terdapat dibawah tanah membentuk sistem percabangan, dimana dari ciri percabangan tersebut nantinya akan dapat membedakan asal dari kelopok bambu tersebut. Bagian pangkal akar ripangnya lebih sempit dari pada bagian ujungnya. 

Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang menjalar. Batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga, berbetuk silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tanaman bambu sekitar 0,3 m sampai 30 m. Diameter batangnya 0,25-25 cm dan ketebalan dindingnya sampai 25 mm. 

Daun bambu tergolong daun lengkap karena memiliki pelepah, tangkai dan helai daun. Pada batang yang sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Daun bambu berbentuk pita dengan ruas anak daun yang menjari.

Bambu tertentu menghasilkan bunga tetapi sedikit yang menghasilkan biji.

Jenis – Jenis Bambu
Arundinaria japonica Sieb & Zuc ex Stend ditemukan di Jawa.
Bambusa arundinacea (Retz.) Wild. (Pring Ori) di Jawa dan Sulawesi
Bambusa atra Lindl. (Loleba) di Maluku.
Bambusa blumeana Bl. ex Schul. f. (Bambu Duri) di Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Bambusa glaucescens (Wild) Sieb ex Munro. (Bambu Pagar; Cendani) di Jawa.
Bambusa vulgaris Schard. (Awi Ampel; Haur Kuneng; Haur Hejo; Pring Kuning) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Maluku. 
Dendrocalamus asper (Bambu Petung) di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Sulawesi.
Dendrocalamus giganteus Munro. (Bambu Sembilang) di Jawa
Gigantochloa achmadii Widjaja. (buluh Apus) di Sumatera.
Gigantochloa hasskarliana (Bambu Lengka Tali) di Sumatera, Jawa, dan Bali.
Gigantochloa kuring (Awi Belang) di Jawa.
Gigantochloa levis (Blanco) Merr. (Bambu Suluk) di Kalimantan
Gigantochloa nigrocillata Kurz (Bambu Lengka; Bambu Terung; Bambu Bubat) di Jawa.

Manfaat Bambu
Di Indonesia banyak jenis bambu dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bangunan (kontruksi), Transportasi, Pembuatan alat musik seperti angklung, kerajinan rumah tangga dan ornamen, serta sebagai bahan pengobatan alami.

Kerugian Akibat Bambu
Banyak kerugian yang disebabkan oleh tanaman bambu diantaranya adalah sebagai berikut ini :
1. Pertumbuhan sangat cepat
Bambu memiliki pertumbuhan yang sagat cepat karena pertumbuhannya adalah melalui rimpang sehingga cepat untuk tumbuh di sekitar rumpunnya. Pertumbuhan rumpun bambu sangat tinggi karena dapat melebar hingga 2-3 meter pertahun hal ini di sebabkan karena   pertumbuhan anakan bambu selalu mengarah keluar. Bahkan di beberapa lokasi rumpun bambu yang dahulunya satu dapat terpisah menjadi beberapa rumpun karena pertumbuhan anakan yang selalu mengarah keluar tersebut.
Selain pertumbuhan melalui rimpang bambu dapat juga tumbuh jika ada bagian batang yang tertancap ke dalam tanah karena pada buku ruas akan menumbuhkan akar sehingga potongan batang bambu akan tumbuh membentuk rumpun yang baru.
Karena pertumbuhan yang sangat cepat ini maka akan ditemukan kesulitan untuk mengendalikan bambu secara manual sehingga diperlukan pengendalian secara kimia atau dengan dongkel menggunakan alat mekanis 
2. Populasi Tinggi
Pertumbuhan yang sangat cepat menyebabkan populasi bambu  berkembang dengan cepat sehingga akan mendekati tanaman selain itu bambu memiliki pertumbuhan yang cepat kearah atas sehingga jika tanaman kelapa sawit masih kecil maka akan ternaungi oleh tajuk bambu akibatnya cahaya yang diterima oleh kelapa sawit akan menjadi rendah. Hal ini akan meyebabkan kelapa sawit mengalami etiolasi karena terjadi perebutan cahaya dengan bambu.
3. Kehilangan Unsur Hara Tinggi
Bambu memiliki akar tunggal sehingga unsur hara akan cepat terserap oleh tanaman bambu akibatnya persaingan antara tanaman dengan bambu akan sangat tinggi dan biasanya bambu akan menyerap lebih banyak unsur hara daripada tanaman kelapa sawit. Selain itu bambu juga menghasilkan zat yang beracun pada akarnya yang mengakibatkan akar tanaman kelapa sawit mengalami keracunan  sehingga pertumbuhannya menjadi sangat terbatas. 
Bambu menyerap unsur hara lebih banyak dari pada tanaman kelapa sawit sehingga sawit menjadi kurus dan tanah menjadi cepat tandus.
4. Daya Resistensi Terhadap Pestisida
Bambu memiliki kulit yang sangat tebal pada bagian batang dan daun,  bagian ini juga memiliki lapisan lilin sehingga sangat sulit ditembus oleh bahan kimia (herbisida).  Hal inilah yang membuat sehingga sangat sulit untuk mengendalikan gulma bambu di perkebunan kelapa sawit. 
5. Menggangu Pekerja
Tanaman bambu memiliki bulu yang sangat halus pada bagian daun dan batang sehingga akan menyebabkan rasa gatal dan akhirnya menimbulkan iritasi pada kulit jika terpapar pada pekerja di perkebunan kelapa sawit. 

Cara Pengendalian Bambu
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengendalian bambu :
1. Mekanis
Pengendalian secara mekanis adalah dengan menggunakan alat berat jenis excavator untuk mendongkel setiap rumpun bambu dan membalikkan batangnya arah kebawah sehingga bambu tidak akan tumbuh lagi. Cara ini efektif jika dilakukan bersamaan dengan stacking sehingga dapat mengurangi biaya.

2. Kimia
Pengendalian bambu secara kimia adalah dengan mengunakan herbisida jenis glifosat karena bekerja secara sistemik. Agar dapat menembus bagian kulit bambu maka sebelum melakukan peracunan maka terlebih dahulu semua batang yang ada di tebang dengan menggunakan pisau dan di sisakan sekitar 30 cm dari permukaan tanah.

Sampah dan sisa bambu kemudian di bersihkan di sekitar rumpun sehingga pada saat peracunan semua bagian batang dan anakan bambu dapat di racuni.

Siapkan racun dengan konsentrasi 15 – 20% kemuadian siramkan secara merata pada rumpun bambu yang sudah di bersihkan.

3. Secara Organik
Menurut informasi yang didapat dari beberapa rekan di perkebunan bahwa pengendalian bambu juga dapat dilakukan dengan menggunakan ampas kelapa dimana bambu yang sudah di tebang ditaburi dengan ampas kelapa dan rumpun bambu tersebut akan membusuk.

Demikian informasi tentang cara pengendalian bambu yang dapat di berikan jika anda memiliki pengalaman di luar cara ini dipersilahkan untuk berbagi di kolom komentar. 

No comments:

Post a Comment