Laman

Sunday, August 26, 2012

Video Sara Pemilihan Gubernur DKI Jakarta


Video Sara Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Belakangan ini ada gangguan kamtibnas melalui internet terkait video koboi China di youtube. Dari Cyber Polda, Kemenkominfo dan pemerhati dunia maya tengah menelusuri sumber pengunggah video tersebut," terang Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto di kantornya, Jumat (24/8).

Rikwanto mengatakan, bahwa pihaknya sedang menelusuri siapa pengunggah video tersebut pertama kali dan kapan video itu diunggah di dunia maya. Dia berharap dari penelusuran tersebut dapat mengungkap serta diketahui maksud dan tujuan menggunggah video yang mengganggu Kamtibnas.

Ketika ditanya apakah video tersebut diunggah dari pasangan calon tertentu, Rikwanto mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa menduga, namun yang pasti video tersebut diunggah oleh orang yang ingin memperkeruh suasana.

"Semoga ini bisa diungkap. Kami tidak bisa menduga begitu saja apakah pelakunya dari pasangan calon tertentu. Yang pasti ini dari pihak yang ingin memperkeruh suasana," papar Rikwanto.

"Apapun itu, melanggar baik undang-undang, etika dan membahayakan bangsa. Tentu ada polisi, pemerintah dan Panwaslu. Dari sisi apapun, itu melanggar," ujar Jusuf Kalla usai melepas relawan PMI untuk korban konflik Rohingya di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (25/8).

Terkait hal ini, kata dia, kewenangan melakukan penindakan berada di tangan polisi. Ini disebabkan bergulirnya kampanye negatif tidak sesuai jadwal kampanye yang ditetapkan oleh KPU DKI.

"Panwaslu itu kan menangani kalau sudah kampanye resmi, ini kan belum kampanye resmi. Jadi, jatuhnya ke kejahatan, polisi yang lebih tegas," kata Jusuf.

Selain itu, JK memahami jika Panwaslu tidak dapat segera melakukan penindakan atas adanya kampanye negatif dan terkesan melakukan pembiaran. Menurutnya, menentukan pelaku kejahatan yang tergolong cyber crime memang sulit.

"Mungkin mereka tidak tahu saja siapa pembuatnya. Dunia maya kan tidak mudah untuk mengetahui siapa yang kirim dan buat. Makanya, polisi yang harus mencari siapa pelakunya, karena ada (unit) cyber crimenya," pungkas dia.

No comments:

Post a Comment