Laman

Saturday, April 14, 2012

Kontrak Rahasia Demokrat-Hanura-Gerindra


Kontrak Rahasia Politik Demokrat-Hanura-Gerindra. Jagad politik Indonesia dihebohkan bocoran kontrak (politik)  rahasia  antar partai yang selama ini dipahami publik ‘bermusuhan’. Kontrak rahasia itu mengikat partai Demokrat, Gerindra dan Hanura.Salah satu isu  paling krusial  yang berdar, bahwa ketiga partai  ini akan  mem­bela SBY habis-habisan. Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat, Sutan Bathoegana membenarkan adanya tawaran koalisi di parlemen untuk Partai Hanura dan Gerindra. “Itu kan biasa saja. Berjuang itu take and give. Saya dapat apa, anda dapat apa,” ujar Sutan Bathoe­gana seperti   dikutip vivanews, Jumat (13/4). Namun Sutan mengaku belum mengetahui bagaimana sikap resmi dari kedua fraksi yang diajak berkoalisi itu. Karena, kata dia, yang menga­jukan kontrak itu adalah anggota Dewan Pembina De­mok­rat sekaligus Sekretaris Sekretariat Gabungan, Syarief Hasan


Hubungan koalisi yang digalang Demokrat di par­lemen, terutama dengan Frak­si Partai Keadilan Sejahtera, saat ini memang sedang memanas. Demokrat kecewa dengan sikap PKS yang meno­lak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak pada paripurna pemba­hasan AP­BN­-P 2012 akhir Maret yang lalu.

Sejak itu, hubungan mere­ka terlihat renggang. Demokrat mendesak PKS keluar koalisi Sekretariat Gabungan. Dalam berbagai rapat koalisi, PKS sudah ditinggalkan.

Namun, saat ditanya apa­kah tawaran koalisi kepada Hanura dan Gerindra itu terkait renggangnya hubungan dengan PKS itu, Sutan menja­wabnya dengan diplomatis. “Tawaran itu dilakukan untuk kepentingan bersama. Kalau saling menguntungkan, menga­pa tidak,” katanya.

Sementara itu, anggota Fraksi Hanura, Syarifuddin Sudding membenarkan bahwa  tawaran itu diajukan Demok­rat saat rapat konsolidasi mem­bahas RUU Pemilu di lantai sembilan Gedung DPR, Rabu lalu. “Ketika itu, m­emang ada Pak Syarief Hasan. Dia yang menyodorkan,” kata­nya.

Menurut Sudding, perjan­jian itu memuat tiga poin. Intinya untukmendukung pe­me­­rin­tahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sampai 2014.

Rugikan Prabowo

Tarkait takluknya Gerin­dra  itu,  analis politik dari Charta Politica, Arya Fernan­des   menilai,  keputusan Partai Gerindra merapat ke Partai Demokrat adalah kepu­tusan yang salah. Sikap ini bisa menghancurkan skenario besar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di 2014. “Tak meng­untungkan bagi Gerindra untuk masuk koalisi. Karena akan rusak skenario atau strategi Prabowo dalam Pil­pres,” ujar Analis Politik dari Charta Politica Arya Fer­nandes seperyi diku­tip ini­lah.com.

Dia mengatakan, kesepa­kan antara Partai Demokrat, Gerindra dan Hanura yang dibuat adalah sebuah strategi dari Partai Demokrat untuk menunjukan kepada publik dan partai-partai jika telah berhasil merangkul dua partai oposisi di paelemen. “Itu hanya strategi saja, seolah-olah Partai Demokrat sudah berhasil gandeng Gerindra dan Hanura. Itu pertaruhan bagi Gerindra dan Hanura. Saya kurang yakin Wiranto dan Prabowo meres­tui­nya,” jelas­nya.

Dalam posisi ini, lanjut Arya, Partai Gerindra harus tegas menentukan sikapnya. Sebab dengan posisi men­dukung SBY namun berada di luar koalisi justru akan meru­gikan Gerindra sendiri. “Itu posisi abu-abu, lebih baik Gerindra jelaskan sikap. Gerindra tidak dapat insentif bila berada di dalam. Lebih baik berada di luar. Karena kalau di dalam akan rusak skenario dan brand Prabowo dalam 2014,” tutupnya.

No comments:

Post a Comment